October 08, 2010
TAfsir Yasin 4-7
Ayat ke -4
عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ.
“yang berada) di atas jalan yang lurus”
عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ.
“yang berada) di atas jalan yang lurus”
Yang dimakasud dengan “shirath” adalah jalan lebar yang lurus menuju satu muara, karena itu jalan tersebut sudah pasti benar, berbeda dengan kata “sabil” yang artinya jalan juga. Kata sabil biasanya digunakan al Qur'an untuk menunjukkan jalan secara umum, yaitu bisa jadi jalan tersebut menuju kebenaran dan mungkin juga jalan tersebut menuju ke arah yang salah.
Jika dikaitakan dengan ayat sebelumnya, maka Al Qur'an adalah sebuah petunjuk jalan yang sudah pasti benar, membimbing ummat manusia ke arah kebaikan, karena al Qur'an menggunakan kata shirath dan bukan menggunakan kata sabil
Ayat-5
تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ
“(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”
Penegasan bahwa, al Qur'an diturunkan oleh Allah yang maha perkasa, artinya ketentuan Allah seperti yang disampaikan oleh Allah melalui Nabi Muhammad saw pasti berlaku, tidak bisa dihalangi oleh siapapun
Ayat-6
لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ ءَابَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ.
“agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai”.
Tugas utama Rasul adalah memberi peringatan kepada ummat manusia, diantara ummat Nabi saw ada yang beriman dan ada yang tidak beriman. Yang tidak beriman dinamakan kafir. Apa yang disampaikan Muhammad saw mereka anggap hanya bualan belaka, padahal yang sebenarnya adalah dalam hati kecil mereka mengakui akan kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Ketidak-percayaan atas kerasulan Muhammad adalah lebih didasarkan kepada kesombongan orang orang kafir pada waktu itu.
Ayat-7
لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.
Perkataan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah perkataan yang pasti benar, yakni kalam perkataan (kalam) Allah yang tertuang di dalam al Qur'an. Kebenaran al Qur'an tidak dapat diragukan lagi. Meski demikian kebanyakan orang quraisy di zaman itu tidak mempercayainya. Bahkan, bangsa Arab dari kaum Yahudi ada semacam upaya memerangi Muhammad semenjak beliau belum di angkat menjadi Rasul oleh Allah. Untuk membaca Kisah, Rasulullah pada saat ke Madinah untuk berziarah ke makan Ayahanya silahkan klik di Kisah Ziarah Muhammad ke Makam Ayahnya
تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ
“(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”
Penegasan bahwa, al Qur'an diturunkan oleh Allah yang maha perkasa, artinya ketentuan Allah seperti yang disampaikan oleh Allah melalui Nabi Muhammad saw pasti berlaku, tidak bisa dihalangi oleh siapapun
Ayat-6
لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ ءَابَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ.
“agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai”.
Tugas utama Rasul adalah memberi peringatan kepada ummat manusia, diantara ummat Nabi saw ada yang beriman dan ada yang tidak beriman. Yang tidak beriman dinamakan kafir. Apa yang disampaikan Muhammad saw mereka anggap hanya bualan belaka, padahal yang sebenarnya adalah dalam hati kecil mereka mengakui akan kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Ketidak-percayaan atas kerasulan Muhammad adalah lebih didasarkan kepada kesombongan orang orang kafir pada waktu itu.
Ayat-7
لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.
Perkataan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah perkataan yang pasti benar, yakni kalam perkataan (kalam) Allah yang tertuang di dalam al Qur'an. Kebenaran al Qur'an tidak dapat diragukan lagi. Meski demikian kebanyakan orang quraisy di zaman itu tidak mempercayainya. Bahkan, bangsa Arab dari kaum Yahudi ada semacam upaya memerangi Muhammad semenjak beliau belum di angkat menjadi Rasul oleh Allah. Untuk membaca Kisah, Rasulullah pada saat ke Madinah untuk berziarah ke makan Ayahanya silahkan klik di Kisah Ziarah Muhammad ke Makam Ayahnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Komentar sesuai dengan nurani-mu..